Pengetahuan dan Kesucian Penyusun Hossein Nasr

Filsuf Iran Seyyed Hossein Nasr diakui kepiawaiannya dalam pergulatan pemikiran sufisme. Sejak 1960-an, dari tangannya telah mengalir karya-karya besar dalam bahasa Inggris. Ia diakui sebagai salah seorang dari tiga begawan Islam -di samping Fazlur Rahman dan Ismail R. Faruki. Pemikiran- pemikirannya memukau pembaca Barat dan membuat mereka respek terhadap pemikiran Islam, yang sebelumnya dianggap tidak memiliki kontribusi besar dalam wacana pemikiran Barat. Dalam "melawat" ke Barat, Nasr banyak mengintroduksi pemikiran- pemikiran Islam aliran Persia. Memang sejarah mencatat bahwa sebagian besar pemikiran Islam adalah produk Persia -mulai dari filsafat, kalam, tasawuf, hingga sains dan kesenian. Nasr juga membangkitkan kembali filsafat perenial (perennial philosophy) -filsafat yang mencari titik temu di tingkat transenden dari agama-agama yang ada. Filsafat perenial itu sendiri sempat berabad-abad terkubur dalam museum perpustakaan. Setelah lama dilupakan, Aldous Huxley, filsuf mistik Timur, memperkenalkan kembali disiplin itu kepada masyarakat Barat lewat bukunya yang juga berjudul The Perennial Philosophy (1948). Namun kajian Nasr terasa lebih dari apa yang telah dicapai Huxley. Nasr memberikan muatan politis yang mendalam, sekaligus muatan Islam yang selama ini diabaikan oleh para ahli filsafat perenial. Nasr sendiri aktif membangunkan kembali filsafat parenial ini sejak 1960-an, setelah sebelumnya tiga filsuf kawakan, yaitu Ananda Coomaraswamy, Rene Guenon, dan Frithjof Schuon, mencoba memasukkannya ke dalam diskursus filsafat Barat. Bahkan Nasr menyebut Frithjof Schuon, filsuf Prancis itu, sebagai guru terbesar filsafat perenial sepanjang abad ini. Wajar bila pada akhir 1980-an, ketika ulang tahun Schuon ke-85, Nasr bersemangat menyunting dua buku yang dipersembahkan kepada sang guru, yaitu The Essential Writing of Frithjof Schuon dan The Heart of Religion. Ide-ide Nasr tentang filsafat perenial tersebar dalam berbagai makalah dan jurnal. Baru setelah memperoleh undangan untuk menulis dan mengajar pada program Gifford Lectures di Universitas Edinburgh pada 1981, ia menulis buku utuh yang menampung seluruh obsesinya sebagai pemikir Islam. Gifford Lectures adalah tempat riset bergengsi. Hanya para pemikir terkemuka yang diundang datang. Nasr adalah filsuf Timur pertama, juga muslim pertama, yang diundang dalam program Gifford Lectures. Karena itu ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Detail Buku:

Judul: Pengetahuan dan Kesucian
Penyusun: Hossein Nasr
Penerjemah: Suharsono
Penerbit: Pustaka Pelajar, 1997
ISBN: 979-8581-100-5
Jumlah Hal: 418 Page
Besar File: 21,4 Mb
Baca-Download: Google Drive