Tafsir Jalalain merupakan kitab tafsir yang memprioritaskan pembahasannya kepada penganalisisan susunan kalimat Al-Qur’an, asal-usul kata, dan bacaannya. Dengan kata lain, menonjolkan penganalisisan mengenai ilmu Nahwu, Saraf, dan segi qira’ahnya. Tafsir Jalalain ini ditulis oleh dua orang Imam besar, yaitu imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti.

Penulis pertama yaitu Jalaluddin Al-Mahalli. Nama aslinya ialah Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad, ibnu Ibrahim Al-Mahalli Asy-Syafii, dilahirkan di Mesir pada tahun 791 Hijriah, dan wafat pada permulaan 864 Hijriah.

Ayat-ayat Al-Quy'an yang ditafsirkannya dimurai dari permulaan Al-Kahfi hingga akhir surat An,Nas, kemudian ia menafsirkan surat Al-Fatihah. seusai menafsirkan surat Al-Fatihah, kematian merenggutnya. Dengan demikian, tafsirnya belum lengkap, belum seluruh surat.

Ia seorang yang sungguh-sungguh menekuni berbagai ilmu agama, antara lain fiqh, tauhid, usul fiqh, nahwu, saraf, dan mantiq. Ia berguru kepada Al-Badr Mahmud Al-Alsara'i, Al-Burhan Al-Bajuri, Asy-syams Al-Basati, Al-Ala Al-Bukhari, dan lain-lainnya. Di masanya ia merupakan seorang ulama terkemuka, terkenal pandai dalam pemahaman masalah-masalah agama sehingga sebagian orang semasanya menyebutnya seorang yang memiliki pemahaman yadg brilian melebihi kecemerlangan berlian. Tetapi dia sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak mampu banyak menghafal, dan sesungguhnya pemahaman yang dimilikinya tidak mau menerima kekeliruan. Ia juga terkenal seorang tokoh yang konsisten kepada pemahaman salaf, sangat saleh dan wara', serta tidak pernah berhenti dari kegiatan ber'amar maruf dan nahi mungkar, meskipun mendapat cacian orang yang mencacinya dalam membela perkara yang hak.

Penulis yang kedua yaitu Imam Jalaluddin As-Suyuti, dia menafsirkan ayat-ayat, atau surat-surat yang tidak sempat ditafsirkan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli, yaitu mulai dari surat Al-Baqarah hingga akhir surat AI-Isra'.

Imam Jalaluddin As-suyuti nama aslinya ialah Abul Fadl alias Abdur Rahman ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad As-suyuti Asy-Syafi'i, lahir pada bulan Rajab tahun 848 Hijriah, wafat malam Jumat, tanggal 19 bulan Jumadil Ula, tahun 911 Hijriah. Ia seorang hafis hadis, musnid, muhaqiq, dan telah hafal Al-Qur'an sewaktu berusia delapan tahun, serta telah banyak menghafal kitab karya para ulama di masanya.

Imam As-Suyuti adalah seorang ulama paling terkemuka di masanya dalam bidang ilmu hadis dan semua cabangnya, sanadnya, dan kesimpulan hukum-hukum yang dikandungnya. Dia telah hafal dua ratus ribu buah hadis, dan seandainya ia menemukan yang lebih banyak lagi, niscaya dia mampu menghafalnya.

Ketenaran hasil karyanya tidak disangsikan lagi karena telah menyebar di seluruh kawasan Timur dan Barat serta diterima oleh banyak orang. Setelah usianya menginjak empat puluh tahun, beliau istirahat dari kegiatan menulisnya dan mengisi sisa usianya hanya untuk beribadah kepada Allah serta berpaling dari dunia dan penghuninya. Alasan ia berbuat demikian dikemukakannya dalam karya tulisnya yang berjudul At-Tanfis. Untuk itu beliau tinggal di Raudatul Miqyas, tidak berpindah dari sana sampai ia meninggal dunia.

Imam As-Suyuti dalam menafsirkan Tafsir Jalalain ini mengikuti metode yang telah ditempuh oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli, seperti dalam mengemukakan pemahaman tentang ayat-ayat, berpegang teguh kepada pendapat yang kuat, mengi'rabkan hal-hal yang diperlukan, dan mengingatkan adanya berbagai macam qiraat yang terkenal; semuanya itu diungkapkan dengan baik, ringkas dan padat. disebutkan pula berbagai macam pendapat yang tidak tepat dan berbagai macam i'rab  yang tempatnya hanyalah dalam kitab-kitab bahasa. Maka seseorang yang membaca Tafsir Jalalain hampir tidak dapat merasakan adanya perbedaan yang jelas di antara penyajiah yang dikemukakan oleh kedua Imam besar itu dalam tafsirannya ini, kecuali dalam tempat-tempat tertentu yang sedikit jumlahnya, kalau dihitung tidak sampai sepuluh masalah.

Menanggapi keringkasan tafsir ini, penulis kitab Kasyfus Zunum mengutip sebagian pendapat ulama yang mengatakan bahwa ia pernah menghitung huruf-huruf Al-Qur'an dan huruf-huruf Tafsir Jalalain. Ternyata ia menemukannya berbanding sampai dengan surat Al-Muzzammil, sedangkan dari tafsir surat Al-Muddassir merupakan kelebihannya hingga akhir Al-Qur'an. Berdasarkan perhitungan ini, maka Tafsir Jalalain boleh dipegang tanpa wudu.

Untuk melengkapi kepadatan materi tafsir ini, disajikan pula asbabun nuzul ayat atau latar belakang turunnya ayat yang bersangkutan. Fungsi asbabun nuzul dalam kaitannya dengan penafsiran ayal-ayat Al-Qur'an adalah menuntun kepada pemahaman makna tafsir yang benar karena di dalamnya diterangkan latar belakang yang menerangkan penyebab ayat suci Al-Qur'an dan mata rantai peristiwa-peristiwa yang menyangkutnya. Mengingat hal tersebut, maka setiap tafsir suatu surat diiringi dengan terjemahan asbdbun nuzul-nya. Terjemahan asbabun nuzul yang kami pakai berasal dari kitab Lubabun Nuqil karya Imam Jalaluddin As-Suyuti yang ditulis dalam hasyiyah (catatan pinggir) kitab Tafsir Jalalain ini.

Selain itu, kami ketengahkan pula terjemahan kitab nasikh wal mansukh karya Imam Ibnu Hazm. Ilmu nasikh wal manshukh merupakan salah satu sarana untuk memahami kesimpulan makna yang dikandung oleh ayat-ayat AlQur'an. Kedudukannya tidak kalah pentingnya dengan asbabun nuzul. Terjemahan kitab nasikh wal manshuk kami jadikan satu dan diletakkan pada akhir kitab tafsir ini.

Alangkah baiknya bagi setiap muslim yang ingin memahami dan mendalami tafsir Al-Qur’an, jika ia membaca dan memahami tafsir ini terlebih dahulu agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami kaidah-kaidah bahasa Al-Qur’an. Mudah-mudahan terjemahan kitab Tafsir Jalalain ini bermanfaat bagi umat Islam dan bagi mereka yang ingin mendalami tafsir Al-Qur,an.

Detail Buku:

Judul: Tafsir Jalalain Jilid 2
Penyusun: Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As Suyuti
Penerjemah: Bahrun Abubakar, LC. dan H. Anwar Abubakar, LC.
Penerbit: Sinar Baru Algesindo
ISBN: 978–979–670–133–9
Jumlah Hal: 1417 Hal
Besar File: 35,8 Mb
Baca-Download: Google Drive