Ketika gonjang-ganjing politik terus marak, ketika nestapa ekonomi tak kunjung usai, ketika kerawanan sosial merambah ke mana-mana, ketika keamanan diri dan harta terus-terusan terancam, ketika hidup makin menggelisahkan saja, maka gagasan-gagasan mistis menjadi alternatif yang paling menggoda. "Pelajaran" semacam itu bisa saja positif, namun-dan inilah yang berbahaya-bisa pula negatif, tergantung gagasan mistis macam apa yang diikuti. Buku ini menceritakan suatu gagasan mistis kuno yang masih hidup hingga abad modern ini, yaitu berhubungan dengan alam arwah. Melalui suatu upacara tertentu, sebagian orang mengklaim dapat berhubungan dengan roh orang yang sudah wafat, dapat berkomunikasi dengannya, dapat neberima pesan atau informasi darinya, dapat bertanya-jawab, dan seterusnya. Kelompok-kelompok kerohanian tertentu meyakini sungguh-sungguh hal ini dan kerap mengupacarakannya. Praktek perdukunan yang digemari di Tanah Air bisa disebut sebagai salah satu manifestasinya. Sahkah gagasan semacam itu? Lalu, apakah yang mereka klaim itu memang benar-benar terjadi? Sungguhkah mereka telah berkomunikasi dengan para arwah? Lebih jauh, apakah manusia memang dapat berhubungan dengan alam arwah? Bagaimana pandangan syariat tentang hal ini? Bagaimana pula hal itu dapat dipertanggungjawabkan di hadapan logika? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang dijawab buku ini, berdasarkan prinsi-prinsip agama dan logika yang sehat.

Detail Buku:

Judul: Berhubungan dengan Roh (Kritik Syariat dan Logika atas Paham-paham Sesat)
Penyusun: Nashir Makarim Syirazi
Penerjemah: Irwan Kurniawan
Penerbit: Penerbit Lentera, 2005
ISBN: 979-8880-54-4
Jumlah Hal: 148 Hal
Besar File: 5,26 Mb
Baca-Download: Google Drive